Selasa, Mei 04, 2010

OBJEK WISATA DI BOYOLALI "Umbul Tlatar"

PEMANDIAN UMBUL TLATAR
TLATAR RESERVOIR


Terletak di Desa Kebonbimo Kecamatan Boyolali, sekitar 4 km ke arah utara dari kota Boyolali. Setiap 2 hari menjelang Bulan Puasa diadakan even budaya Padusan.

Tlatar reservoir is located in Kebonbimo village, Boyolali Sub District, exactly 4 kms to the north from Boyolali city. Every two days before the fasting day, Tlatar held a ritual ceremony called Padusan.

Ada 2 buah pemandian (two pools for bathing)
Yaitu :
1. Pemandian Umbul Asem
2. Pemandian Umbul Pengilon

Fasilitas (facilities) :




a. Kolam renang anak dan dewasa (two bathing sites for kids and natures)
b. Taman Wisata Air (Waterpark)
c. Rumah Makan Lesehan (Lesehan restaurant)
d. Pemancingan (Fishing sites)
e. Kios Cindera Mata (Souvenir store)
f. Lapangan Woodball (Woodball Course)

Objek wisata di Boyolali "Lereng Gunung Merapi"

Primadona Wisata Boyolali

berada di Lereng Gunung Merapi


Penat dengan kesibukan sehari-hari dan hiruk pikuk sebuah kota besar? Anda ingin sekedar melepaskan penat sambil menghirup udara yang masih segar? Datanglah ke daerah wisata Selo Boyolali, kawasan wisata yang menyuguhkan pemandangan alam serta hawa sejuknya. Kawasan yang terletak di celah-celah antara Gunung Merapi dan Gunung Merbabu itu terletak kurang lebih 20 km arah barat dari pusat pemerintahan Kabupaten Boyolali dan perjalanan dari Kota Solo kurang lebih selama satu jam perjalanan.

Bagi pendaki gunung, Selo dikenal sebagai gerbang masuk ke kawasan Gunung Merapi maupun Gunung Merbabu. Tetapi bagi wisatawan yang tidak menginginkan untuk mendaki gunung, saat ini kawasan Selo tengah dikembangkan sebagai salah satu daerah wisata yang bisa diunggulkan. Tidak hanya mengandalkan Merapi dan Merbabu saja, tetapi saat ini juga tengah dikembangkan wisata daerah Solo, Selo Borobudur.

Wisatawan yang sekedar ingin menikmati bersih dan segarnya udara pegunungan bisa manfaatkan kawasan ini. Tidak perlu bingung untuk mencari penginapan, atau hotel. Sebab sejak diresmikan pada tahuan 2002 yang lalu, daerah ini telah berbenah diri. Dari homestay, hingga bungalow banyak ditemukan disini. Wisatawan yang ingin lebih dekat dan mengenal alam atau back to nature bisa menyewa homestay dengan biaya yang sangat murah. Antara Rp 30 ribu hingga Rp 40 ribu untuk satu kamar, wisatawan bisa menginap dengan nyaman.

Wisatawan yang menginap di homestay tidak perlu mengkhawatirkan mengenai sarana dan prasarana seperti tempat tidur, kamar mandi dan fasilitas penunjang lainnya. Begitu memasuki kawasan Selo, wisatawan tidak perlu bingung-bingung untuk mencari penginapan. Sebab di wilayah itu, terdapat sekitar 100 homestay dengan fasilitas yang lengkap.

Karena wisata yang ditawarkan adalah wisata alam, maka jangan heran jika fasilitas di homestay tidak semewah di hotel atau bungalow. Seperti tempat tidur yang hanya dari dipan bambu dan menyatu dengan pemiliknya. Tetapi ada juga homestay yang memberikan fasilitas lebih seperti mandi air hangat dan lain sebagainya. Tetapi yang pasti tarif untuk satu kamar dalam satu malam masih tetap bisa terjangkau.

Tetapi yang perlu diingat jika wisatawan yang ingin mengunjungi kawasan ini pada hari-hari libur seperti libur sekolah, libur hari raya serta libur tahun baru mereka perlu memboking kamar terlebih dahulu. Sebab pada hari-hari tersebut banyak kamar di homestay maupun di bungalow sudah banyak yang habis disewa. Seperti yang diungkapkan salah satu pemilik homestay di kawasan Selo, Haji Koesnandar. Pemilik homestay “Arga Sari” ini mengungkapkan setiap hari libur, pondok wisata miliknya selalu habis disewa wisatawan.

“Memang kita sedikit memilih siapa yang bisa menginap ditempat saya. Saya lebih banyak menerima wisatawan keluarga, ditempat saya tersedia juga mandi air hangat. Dan sebagian besar wisatawan yang menginap lebih banyak tidak tidur karena mereka seringnya mengobrol dengan masyarakat desa sini sampai pagi,” paparnya.

Selain bisa melihat pemandangan Gunung Merapi dan Merbabu yang melatar belakangan kawasan ini, wisatawan yang datang pada tanggal 1 Muharam juga bisa menikmati acara ritual khusus yaitu “sedekah gunung”.

Ritual budaya yang ditampilkan oleh masyarakat setempat yang masih percaya bahwa ritual tersebut bisa melepaskan mereka dari bahaya Merapi. Tetapi bagi wisatawan yang datang selain pada tanggal 1 Muharam tetap bisa menikamati acara ritual tersebut melalui film yang diputar di New Selo Theater. Film tentang Merapi dan kegunung apian itu setiap saat bisa dilihat pengunjung di area yang disebut Joglo Merapi.

Di Joglo Merapi ini pengunjung akan disuguhkan film-film tentang gunung berapi. Tetapi di New Selo Theater ini film yang diputar lebih banyak pada film yang bersifat sosial kemasyarakatan seperti ritual di Gunung Merapi dan lain sebagainya. Hal ini berbeda dengan film yang diputar di Home Theater di kawasan gardu pandang Ketep di Magelang. Dimana di Ketep lebih banyak menampilkan bahaya Gunung Merapi. Pengunjung bisa menikmati hal itu hanya dengan merogoh kocek sebesar Rp 2.500,- perorang.

Bosan dengan menonton film, wisatawan bisa melanjutkan perjalanan ke New Selo, yang merupakan basecamp terakhir bagi pendaki gunung sebelum ke puncak Merapi. Di basecamp ini wisatawan akan disuguhkan pemandangan gunung yang masih sangat asri. JIka ingin melanjutkan naik ke puncak Merapi, wisatawan bisa melewati langsung naik keatas melalui New Selo ini.

“Biasanya pendaki naik kepuncak antara jam 12 malam atau jam satu dini hari. Perjalanan bisa hanya empat jam untuk sampai puncak,” jelas Camat Selo, Luwarno.

Jika wisatawan tidak berniat naik kepuncak gunung, tetapi menginginkan melihat puncak gunung, wisatawan bisa melihat melalui gardu pandang di UGA I (Urusan Gunung Api) dan UGA II. Dari gardu pandang ini, wisatawan bisa melihat aktivitas Gunung Merapi dengan menggunakan teropong. Puas melihat aktivitas Gunung Merapi dari gardu pandang, wisatawan bisa melanjutkan perjalanan kembali. Bagi wisatawan yang ingin melihat daerah wisata spiritual bisa melihat obyekl wisata Makam Kyai Hajar Salaka, konon ceritanya Kyai Hajar Salaka ini adalah prajurit dari Pangeran Diponegoro yang melarikan diri dan berdiam di daerah ini. Atau bisa juga mengunjungi petilasan Kyai Kebokanigoro yang merupakan prajurit Demak, biasanya kawasan ini banyak digunakan orang untuk bersemedi.

Masih ada juga kawasan yan perlu dilihat yaitu Goa raja da Goa Jepang. Dimana di Goa Jepang ini terdapat sembilan lubang yang dulunya digunakan sebagai tempat persembunyian bagi tentara Jepang. Tetapi untuk kawasan ini belum tergarap secara maksimal, sehingga akses menuju kedaerah tersebut belum semulus jika mengunjungi kawasan Joglo Merapi maupun ke New Selo.

Jika ingi menyaksikan atraksi-atraksi menarik yang berbau ritual budaya, wisatawan harus datang pada saat yang tepat. Seperti pada tangal 1 Muharam, kesenian tradisional seperti tari Turonggoseto ataupun tari Soreng akan bisa dinikmati oleh pengunjung di lereng Gunung Merapi ini. Wisatawan yang ingin berbelanja sayuran segar juga tersedia di sini, dan dijamin harganya lebih murah dibandingkan harga di pasar dan yang pasti lebih segar.

Bagi pengunjung yang ingin menikmati keindahan alam serta kesegaran Selo, tetapi tidak membawa kendaraan sendiri, tidak perlu khawatir. Sebab di kawasan tersbeut sudah ada bis umum yang setiap saat bisa membawa pengunjung dari terminal Solo maupun Kartasura ke kawasan tersebut.

Tetapi jika pengunjung tidak mau menggunakan bis, bisa juga menggunakan travel agent. Bagi mereka yang menginginkan didampingi guide atau pemandu wisata bagi pengunjung yang ingin mendaki Gunung Merapi dan Merbabu bisa mendapatkannya dengan mudah dan dengan tarif yang terjangkau

Referensi:
Dokumen pribadi.
www.google.co.id

Selasa, Juni 23, 2009

Traditional Food: Cegah Kanker

Makanan Tradisional Cegah Kanker
Kematian yang disebabkan penyakit kanker akan terus meningkat, jika tidak ada perubahan pola makan, perilaku, gaya hidup di masyarakat. Satu upaya bermakna yang bisa mengurangi penyakit kanker adalah lebih banyak mengonsumsi makanan tradisional (lokal).
"G lobalisasi mendorong terjadinya perubahan radikal dalam sistem retail pangan, yang ditandai dengan menjamurnya "hypermarket", restoran cepat saji, waralaba, "food court" dari berbagai penjuru dunia, yang sebagian besar meyajikan "junk food" (makanan sampah) dengan risiko terkena kanker sangat tinggi," kata Prof dr Muhammad Sulchan dalam pidato pengukuhannya sebagai Guru Besar Ilmu Gizi Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro, Semarang, belum lama ini.Ditambahkan, penetrasi pangan global menyebabkan konvergensi makanan, pergeseran budaya pangan, perubahan pola makan, dan kebiasaan makan tidak sehat.
Hal itu ditandai dari konsumtivisme dan hedonisme yang imitatif. Buruknya hubungan manusia dengan alam berpijak pada etika antroposentris -- etika yang mengedepankan hasrat manusia atas alam yang berdampak pada eksploitasi besar-besaran sumber daya alam, hiperkomodifikasi, terutama "fast food", dan hiper konsumsi. Kondisi itu membuat hidup masyarakat menjadi sangat konsumtif."Dari situlah malapetaka penyakit muncul, terutama penyakit-penyakit kronik termasuk kanker," kata Sulchan menegaskan. Dalam sejarah peradaban, menurut Sulchan, manusia mengakses pangan yang dibutuhkan untuk dikonsumsi selalu mengikuti hukum-hukum alam yang terikat secara ekologis dengan makro dan mikrokosmosnya.
"Alam semesta merupakan tempat manusia belajar banyak hal, termasuk keberagaman, keseimbangan, dan saling ketergantungan yang sinergis," katanya. Ketika keberagaman dan keseimbangan terancam oleh perilaku manusia, maka pilar kehidupan akan runtuh. "Eksploitasi alam berlebihan untuk memenuhi hasrat konsumsi manusia sedang menuju ke arah itu," katanya. Ia menjelaskan, beragam karsinogen (pemicu kanker) ada di dalam pangan, meliputi karsinogen pangan alamiah dan buatan, sumber subtansi selama penyimpanan, proses pengolahan panas tinggi, polutan, pestisida, bahan tambahan pangan, dan sekitar seribu zat bersifat karsinogen. Menurut Sulchan, pengawetan dan pengolahan makanan dengan menggunakan garam, pengasapan bersifat inisiator dan promotor kanker. Makanan cepat saji menggunakan proses pengolahan dan pematangan yang berisiko menyebabkan kanker.
"Westernisasi makanan meningkatkan risiko terkena kanker," katanya. Untuk mengurangi risiko kanker, Sulchan menyarankan agar masyarakat lebih banyak mengonsumsi makanan lokal yang menggunakan bahan baku alami dan diolah secara tradisional. Selain itu, harus mengonsumsi banyak sayuran dan buah-buahan segar, karena pada keduanya terdapat banyak zat yang bersifat antioksidan. Ia menyebutkan, memakan tahu dan tempe berbahan kedelai lokal lebih sehat dibanding kedelai impor dari Amerika Serikat yang masuk kategori GMF (genetically modified food). Kedelai GMF banyak ditolak negara-negara Eropa. "Konsumsi sayuran dan buah asli, bukan ekstraks," katanya mengingatkan. Ia mencontohkan kasus kanker usus besar di Tanah Air menunjukkan peningkatan. Pada tahun 1934 hanya ditemukan satu kasus, lalu pada 1937 menjadi tujuh, dan saat ini prevalensinya sekitar 1,8 per 100.000 penduduk.
"Dibandingkan prevalensi di AS dan negara maju lainnya, kasus kanker usus besar di Indonesia memang masih rendah. Namun, hal ini tidak bisa dijadikan alasan untuk tidak mengurangi jumlah pengidapnya," ujarnya. Di AS, kata Sulchan, angka kejadiannya 40 per 100.000 orang, Eropa (30), Jepang (13), India (9), dan Nigeria 2,5 kasus per 100.000 penduduk.Hal senada dikemukakan Ketua Perhimpunan Onkologi Indonesia, Prof Suhartati.
Dalam kesempatan terpisah, di Jakarta, baru-baru ini, Prof Suhartati mengatakan, dunia terancam ledakan penyakit kanker dalam kurun waktu 25 tahun ke depan. Diperkirakan akan ada 84 juta orang meninggal akibat penyakit kanker. "Ledakan kanker terutama terjadi di negara berkembang. Karena ada peningkatan penderita kanker sebanyak 300 persen pada tahun 2030," ujarnya.Penyebabnya, menurut Prof Suhartati, karena penyakit kanker termasuk dalam neglected endemic atau penyakit yang tanpa gejala.
Akibat ketidaktahuan akan penyakit itulah yang membuat masyarakat tidak melakukan pencegahan dini.Hal ini dibuktikan dengan pasien yang datang sudah pada kondisi stadium lanjut. "Mereka datang dalam kondisi stadium advanced dan local advanced atau stadium 4," ujar Prof Tati. Berdasarkan hasil survei kesehatan rumah tangga, kanker merupakan penyebab kematian nomor lima di Indonesia. Dalam 20 tahun terakhir angka penderita kanker bertambah dari 3,64 persen tahun 1981 menjadi 6 persen di tahun 2001.Data American Cancer Society mencatat, penyebab kematian terbesar pada wanita di dunia adalah kanker payudara (19 persen), kanker paru-paru (19 persen), serta kanker kolon dan rektum (15 persen). Pada pria, penyakit kanker didominasi oleh kanker paru (34 persen), kanker kolon dan rektum (12 persen), serta kanker prostat (10 persen). Diperkirakan, 80-90 persen kanker disebabkan oleh faktor-faktor yang terkait dengan lingkungan dan makanan.
"Dari sudut pandang gizi, diketahui bahwa energi, protein, zat besi, seng, dan vitamin A berperan penting dalam mempertahankan sistem kekebalan tubuh. Defisiensi zat-zat gizi tersebut akan melumpuhkan sistem kekebalan tubuh, dan akhirnya tubuh tidak mampu menahan karsinogenesis (pemicu terjadinya sel kanker)," ujarnya. Dalam studi menggunakan hewan percobaan terbukti bahwa pembatasan makanan tertentu dapat mencegah pertumbuhan berbagai tumor. Teori yang mendasari hal itu ialah dengan pembatasan makanan akan menyebabkan perubahan hormonal di dalam tubuh, sehingga proses tumorigenesis (pembentukan tumor) menjadi terhambat.
"Penyakit tumor terlihat cenderung menimpa hewan percobaan (tikus) yang mempunyai berat badan berlebih akibat terlalu banyak makan," kata Prof Tati.Makanan yang kaya akan lemak ternyata berkaitan erat dengan munculnya kanker usus dan kanker payudara. Sedangkan kandungan lemak yang rendah dan konsumsi serat yang tinggi, seperti pada pola makan vegetarian, dapat menekan jumlah penderita kanker.
Tumorigenesis akan semakin berkembang pada pola makan yang rendah lemak tak jenuh ganda. Lemak tak jenuh, baik tunggal maupun ganda, selama ini dikenal sebagai lemak yang bermanfaat bagi pencegahan penyakit jantung koroner. Bahan nabati seperti kacang-kacangan umumnya kaya akan lemak tak jenuh.Hormon tertentu diduga ikut bertanggung jawab pada munculnya tumor.
Pengeluaran hormon itu dipicu oleh konsumsi lemak yang tinggi. Contohnya adalah hormon prolaktin (serum) yang merangsang pertumbuhan tumor, ternyata kadarnya semakin meningkat apabila makanan yang kita konsumsi kaya akan kandungan lemak."Ketika kita memasak daging, terbentuklah senyawa HCA (senyawa amina-amina heterosiklis) yang dipercaya dapat menyebabkan kanker. HCA muncul sebagai reaksi antar protein hewani selama proses pemasakan atau browning (pencokelatan). Semakin sedikit HCA yang terbentuk, semakin sehat daging yang kita konsumsi," katanya.
Namun, diakui Prof Tati, banyak orang yang tidak tahu bahwa cara memasak makanan ternyata sangat mempengaruhi jumlah HCA yang terbentuk. Memanggang daging di dalam oven akan menghasilkan HCA lebih sedikit dibandingkan dengan menggoreng, membakar, atau memanggang di atas kompor yang suhunya tinggi. Sedangkan merebus secara perlahan-lahan dengan panas bertahap, mengukus atau memasak dengan oven, praktis tidak menghasilkan HCA.
Berbagai percobaan pada hewan menunjukkan bahwa HCA berpotensi mengakibatkan kanker usus besar, payudara, pankreas, hati, dan kandung kemih. Studi yang dilakukan New York University Medical Center mengemukakan bahwa wanita yang rajin makan daging merah memiliki peluang menderita kanker payudara dua kali lipat, dibandingkan mereka yang hanya makan daging unggas dan ikan. "Mengonsumsi daging sebaiknya selalu disertai dengan sayur dan buah sebagai sumber antioksidan. Buah-buahan seperti jeruk, sangat kaya akan vitamin C yang merupakan golongan antioksidan kuat. Demikian juga konsumsi sayuran berwarna hijau juga akan menetralkan pembentukan HCA,"

Rabu, 25 Maret 2009 > copy from Tabloid Nova:

14 Kunci Sukses Franchise Makanan Tradisional

Efek fenomena wisata kuliner memang benar-benar dahsyat. Belum lagi tren waralaba (franchise) yang makin menjamur.

Simak kiat sukses berwaralaba makanan tradisional berikut ini agar tak salah langkah.
Hasuna Daylailatu
Tak perlu heran melihat restoran soto kudus, restoran masakan padang, kedai bakso malang, bahkan gerai donat, dan sate jamur dengan nama usaha yang sama, tersebar di beberapa tempat di satu kota, bahkan di berbagai belahan dunia lainnya. Bisa jadi, cabang-cabang restoran dan gerai makanan itu dibuka sendiri oleh si pemilik usaha.

Tapi, bukan tidak mungkin merupakan waralaba yang dibeli pihak lain.Jika dulu hanya "segelintir" orang yang berbisnis waralaba, karena bisnis waralaba kebanyakan berasal dari luar negeri dan membutuhkan dana sangat besar, kini bisnis waralaba justru berkembang pesat. Menurut Fauziah Arsiyanti, SE, MM, Dip. IFP., advisor lembaga keuangan First Principal Financial Singapura, hal ini disebabkan orang yang membeli waralaba, yang disebut pewaralaba atau franchisee, tak perlu memulai usahanya dari nol.

Setelah membeli, pewaralaba tinggal menjalankan usahanya berdasarkan manajemen dan peraturan yang ditentukan pemiliknya. Meski banyak yang melirik bidang lain, bisnis waralaba di bidang makanan, termasuk makanan tradisional, lebih banyak diminati. Sebab, kata konsultan yang akrab disapa Zizi ini, masyarakat Indonesia memang menyukai makanan tradisional.
Selain itu, mau tak mau, orang memang membutuhkan makan. Ditambah lagi, berbisnis waralaba makanan tradisional tak selalu butuh modal besar. Zizi mengingatkan, tetap bersikap hati-hati dan selektif memilih waralaba, menjadi syarat utama sebelum memutuskan membeli waralaba.Jika ingin mulai menjadi pewaralaba, berikut ini poin-poin penting yang harus diperhatikan dalam memilih waralaba makanan tradisional:

1. PUNYA HASRAT
Memiliki hasrat untuk menjual makanan yang Anda inginkan juga menjadi modal penting. Untuk berbisnis retail (perdagangan eceran), memang harus menyukai bidang yang akan digeluti. Sehingga, kondisi usaha sedang naik maupun turun, Anda tetap tekun menjalaninya.

2. RISET DAN BERUNDING
Teliti dulu terwaralaba atau pihak yang menjual waralaba, yang disebut juga franchisor, yang Anda inginkan. Bandingkan dengan terwaralaba lain yang sejenis. Jangan membeli usaha dari terwaralaba yang tak jelas identitasnya. Jika perlu, cek ke lembaga waralaba yang ada di Indonesia. Jika memang terwaralaba tersebut resmi dan bagus, bisa dipastikan akan terdaftar di sana. Bila memang suka, barulah berunding untuk mendapatkan kesepakatan.

3. CEK
Tak ada salahnya mengecek usaha terwaralaba yang Anda inginkan ke orang yang sudah lebih dulu menjadi pewaralabanya, baik yang masih berjualan maupun yang tidak. Tanya pendapat mereka. Meski satu sama lain belum tentu punya kepuasan yang sama, setidaknya Anda mendapat gambaran lebih.

4. HAK CIPTA
Teliti lebih dulu hak cipta makanan milik terwaralaba yang sudah diincar untuk dibeli. Jangan sampai hak cipta yang diklaim olehnya, ternyata milik pihak lain dan akhirnya bisa bermasalah.

5. LAMA DAN KUAT
Jika Anda tak suka risiko tinggi dan kurang berjiwa bisnis, pilih terwaralaba yang sudah lama berjalan, setidaknya lima tahun, memiliki sistem kuat, misalnya memiliki banyak cabang dan manajemen bagus, serta bermodal besar. Usaha yang masih baru, belum cukup teruji menghadapi siklus roda bisnis.

6. KONDISI KEUANGAN
Sebelum memutuskan membeli, periksa dulu kondisi keuangan terwaralaba. Jika perlu, minta bantuan akuntan publik atau pakar keuangan untuk membaca laporan keuangan terwaralaba.

7. BAYAR DI MUKA
Hati-hati bila terwaralaba meminta seluruh modal harus disetorkan di muka. Cari penyebabnya. Bukan tidak mungkin kondisi keuangan terwaralaba tidak bagus. Selain itu, kini banyak terwaralaba yang baru muncul, meminta modal di muka hanya karena ingin menarik initial fee (biaya yang diperlukan untuk memulai bisnis) dari pewaralaba, lalu kabur. Lebih baik, cari terwaralaba yang pembayarannya fleksibel. Artinya, pembayarannya bisa dilakukan bertahap.

8. CADANGAN
Saat usaha baru berjalan, biasanya perputaran modal belum berjalan lancar. Daripada usaha langsung tutup karena kekurangan modal, lebih baik sediakan dana cadangan. Menurut Zizi, pastikan memiliki modal yang cukup, setidaknya untuk tiga bulan ke depan. Jika membutuhkan Rp 10 juta untuk modal berwaralaba, misalnya, sebaiknya Anda mempersiapkan dana sebesar Rp 30 juta.

9. TURN OVER
Hitung berapa keuntungan per bulan yang didapatkan dari usaha waralaba ini. Jika hasilnya memang bagus, silakan melangkah lebih lanjut.

10. INVENTORI
Sebaiknya, pilih terwaralaba yang tidak membutuhkan banyak inventori, misalnya, mesin-mesin dan barang besar. Sebab, akan membutuhkan modal lebih banyak lagi. Lebih baik menjalankan usaha yang padat karya daripada padat modal.

11. KREATIF DAN DISIPLIN
Meski semua ilmu dari terwaralaba sudah ditransfer pada Anda, tetap harus kreatif dalam mencari pelanggan, disiplin membuat laporan keuangan, dan menerapkan aturan main yang sudah ditetapkan. Jangan terlalu percaya diri, sebab membeli waralaba yang bagus bukan jaminan makanan Anda akan selalu laris, jika tak dibarengi dua hal ini. Namun, bukan berarti Anda bebas menjual hasil masakan kreasi sendiri tanpa seizin terwaralaba. Ingat, Anda membawa nama dan imej terwaralaba.

12. BANYAK PENGGEMAR
Agar laris, pilih waralaba yang menjual jenis makanan yang banyak digemari dan tidak terlalu sulit dibuat. Antara lain, mi, ayam goreng, daging sapi, soto, dan donat, atau kue. Selain itu, teliti lebih lanjut berapa orang pelanggan yang datang ke tempat terwaralaba yang Anda incar.

13. SAMA KUALITAS
Pembeli yang datang tentu mengharapkan makanan di cabang milik Anda memiliki rasa dan kualitas layanan yang sama dengan pemilik usaha aslinya. Jadi, kontrol terus kualitas makanan dan manajemen agar pembeli tak kecewa. Mutu daging dan cara membakar wijen, misalnya, harus sama dengan yang dijalankan terwaralaba. Oleh sebab itu, patuhi peraturan-peraturan yang sudah ditetapkan terwaralaba.

14. KELOLA SENDIRI
Agar lebih terkontrol dan menghindari kecurangan dalam keuangan, kelola sendiri waralaba yang Anda beli, dan jangan diserahkan kepada orang lain.
PEREMPUAN LEBIH SUKSES
Di Indonesia, modal untuk membeli waralaba lebih kecil dibandingkan di luar negeri, yaitu Rp 10-400 juta. Uang itu sudah termasuk antara lain initial fee, renovasi, suplai, inventori, deposit biaya sebelum memulai bisnis, dan biaya pelatihan tenaga kerja. Setelah usaha berjalan, ada pula biaya royalti (royalty fee), yang besarnya 2-15 persen dari penjualan.

Mengapa perempuan lebih sukses berwaralaba dibanding pria? "Perempuan "terlahir" ahli bermanajemen, termasuk mengatur pembantu, keluarga, keuangan, dan lainnya. Jadi, saat terjun ke bisnis, dia juga ahli. Selain itu, dia punya insting bagus, cenderung hati-hati mengambil langkah dan patuh peraturan," jawab Zizi.

Lalu, kapan perjanjian kerjasama waralaba dianggap batal? Menurut Zizi, bila salah satu pihak gagal memenuhi kewajibannya. Namun, bisa jadi ada kelonggaran dari pihak terwaralaba untuk hal-hal tertentu. Jadi, baca dengan teliti surat perjanjian kerjasama.Soal pemilihan jenis makanan untuk waralaba, tergantung selera dan kemampuan. Sebagian pewaralaba lebih menyukai masakan alias makanan "berat", sebagian yang lain memilih snack. "Lihat juga modal dan kemampuan. Jika modalnya kecil, lebih baik memilih makanan ringan."

CIRI TERWARALABA YANG BAGUS1. Memiliki sistem kuat dan bermodal besar.2. Punya laporan keuangan yang rapi, mudah dibaca, dan tak dibuat berdasarkan karangan. Akan lebih baik bila dibuat oleh akuntan publik.3. Tak sekadar menjual bisnisnya. Tak pelit membagi pengalaman selama menggeluti usahanya, memberikan saran pada pewaralaba soal lokasi yang bagus, ada standar pelayanan dan kontrol kualitas.4. Menyediakan pelatihan sampai tenaga kerja yang bersangkutan mahir melakukan tugasnya.5. Menyediakan alat-alat yang dibutuhkan, sehingga pewaralaba tidak perlu membeli alat yang mahal.6. Menyuplai makanan atau bahannya, sehingga kualitas di semua pewaralaba tetap terjaga.7. Jujur pada pewaralaba mengenai manajemen dan kondisi keuangan waralaba miliknya.

Senin, Juni 15, 2009

Indonesian Traditional Food: Es Campur...

ES CAMPUR

Es campur literally means ‘mixed ice’ and although you may expect an ice cream cone or a sorbet, the ice in this sweet little dish stands for ice cubes. The ice cubes float in a mangkok (bowl) filled with milk, coconut shavings, avocado, nangka (jackfruit) and several kinds of jelly.
Indonesians se
em to have a thing for jelly. With Es Campur, you have the chance to taste three kinds of jelly at the same time. First of, there are little cubes of cing-cau jelly made from the cing-cau leaf. Next there’s sekotang which are little pink balls made of tapioca. Finally there is the cengakeleng which is made of coconut.

They all differ in taste and texture but share the ever present sweetness factor. Es Campur is a very colourful dessert with the green of the avocado and the pink and black of the jelly. As far as taste is concerned, it is probably a tad on the sweet side for the average Westerner. Still, the Sundanese prove to be masters in combining different tastes turn out to fit together. Es Campur can be found in most food courts located in malls or in traditional Sundanese warungs. Make sure the milk that is used is fresh and the ice cubes are made of purified water which in this day and age is almost always the case. Expect to pay about Rp.5000 for a large bowl of jelly filled sweetness.

Jumat, Juni 12, 2009

INDONESIAN CULTURE

INDONESIAN CULTURE

Indonesian culture has been shaped by long interaction between original indigenous customs and multiple foreign influences. Indonesia is central along ancient trading routes between the Far East and the Middle East, resulting in many cultural practices being strongly influenced by a multitude of religions, including Hinduism, Buddhism, Confucianism and Islam, all strong in the major trading cities. The result is a complex cultural mixture very different from the original indigenous cultures.
Examples of cultural fusion include the fusion of Islam with Hindu in Javanese Abangan belief, the fusion of Hinduism, Buddhism and animism in Bodha, and the fusion of Hinduism and animism in Kaharingan; others could be cited.
Indonesian art-forms express this cultural mix. Wayang, traditional theater-performed puppet shows, were a medium in the spread of Hinduism and Islam amongst Javan villagers. Both Javanese and Balinese dances have stories about ancient Buddhist and Hindu kingdoms, while Islamic art forms and architecture are present in Sumatra, especially in the Minangkabau and Aceh regions. Traditional art, music and sport are combined in a martial art form called Pencak Silat.
Western culture has influenced Indonesia most in modern entertainment such as television shows, movies and songs, as well as political system and issues. India has notably influenced Indonesian songs and movies. A popular type of song is the Indian-rhythmical dangdut, which is often mixed with Arab and Malay folk music.
Despite the influences of foreign culture, some remote Indonesian regions still preserve uniquely indigenous culture. Indigenous ethnic groups of Mentawai, Asmat, Dani, Dayak, Toraja and many others are still practising their ethnic rituals, customs and wearing traditional clothes.
INDONESIAN TRADITIONAL GAMES FESTIVAL KYOTO
Dec 15, '07 1:03 PMfor everyone
Dear para pini sepuh ingkang satuhu kinurmatan serta rencang-rencang sekaliyan ingkang kawula hormati...

Winter-break dah mau datang. Untuk menghangatkan suasana dan menambah keakraban warga Indonesia plus promosi Indonesia, rencananya sih PPI Kyoto mau ngadain INDONESIAN TRADITIONAL GAMES FESTIVAL.
Sebenarnya sih idenya berawal dari pertandingan olah raga antar region di Kyoto dan sekitarnya yang banyak pelajar Indonesianya (Timur Tengah, Barat Utara, Uji, dan -kalo bisa- Shiga). Biar nuansanya lebih rame dan bisa diikuti semuanya (tua muda ibu bapak bujang gadis anak-anak manusia jin dll), CABANG- CABANG YANG DIPERTANDINGKAN DITAMBAH CABANG OLAH RAGA PERMAINAN-PERMAINAN TRADISIONAL. Gak rumit-rumit kok, yang gampang aja dan praktis nyiapinnya.

Tempatnya bisa di tepi kamogawa yang aga luas. Beberapa game yang cukup menyenangkan, olah raga, bisa dimainkan siapa aja, serta cukup visibel antara lain (yang udah didaftar tadi) antara lain:

-BENTHIK/PATUK LELE (Indonesian Baseball Without Ball)
-Engklek
-Gobag sodor
-Sepak Bola Sarung 4 on 4
-Bas-basan
-Beteng-betengan
-Mohon usulannya kalo yang tau permainan tradisional yang mungkin dilakukan... .

Tentu saja Ping Pong dan Badminton ga dilewatkan (untuk yang ini mohon infonya terkait tempat...mungkin harinya lain sama yang game-game tradisional. ..mungkin tempatnya beda2 biar bisa silaturahmi. ...jadi pingpong di Rits, badminton di Ohbaku, game tradisional di Kyoto, Kamogawa, gimana? tapi harinya beda2...nanti diatur biar fleksibel... ).

Pesertanya dibagi antar region...terus, untuk yang game tradisional mungkin seru juga kalo sekalian ngundang temen2 yang bukan Indonesia (temen nihonjin dan gaijin yang di kampus saya diajakin cukup antusias kok!) sekalian untuk memperkenalkan budaya Indonesia dan biar rame....

Well, bola sudah dilempar. Mohon tanggapannya dari rekan2 sekalian.

Cheers. Mohon doakan semoga event ini sukses dan lancar serta barokah
Sebenarnya sih idenya berawal

Copy From: http://alwaysthink.multiply.com/journal/item/25/INDONESIAN_TRADITIONAL_GAMES_FESTIVAL_KYOTO